Tuesday 25 April 2017

Edukasi Forex Karunia Ilahiler


MFE - und MAE-Verteilungspunktdiagramme Maximaler Gewinn (MFE) und Maximalverlust - (MAE-) Werte werden für jede offene Bestellung während ihrer Lebensdauer aufgezeichnet. Diese Parameter charakterisieren zusätzlich jede geschlossene Order mit den Werten des maximalen nicht realisierten Potentials und des maximal zulässigen Risikos. MFEProfit - und MAEProfit-Verteilungsgraphen zeigen jeden Auftrag als Punkt mit dem erhaltenen Profitverlustwert entlang der X-Achse an, während maximale angezeigte Werte von potentiellem Gewinn (MFE) und potentiellem Verlust (MAE) entlang der Y-Achse aufgetragen sind. Setzen Sie den Cursor auf die Parameterbeschriftungen, um die besten und schlechtesten Handelsreihen zu sehen. Erfahren Sie mehr über MAE und MFE-Distributionen im Artikel Mathematik im Handel: Wie zu schätzen Handel Ergebnisse. Para utusan Tuhan telah menegaskan keyakinan mereka kepada Tuhan. Begitu juga dengan orang-orang suci. Orang-orang beriman awam Wortspiel tampaknya juga cukup yakin tentang kayakinan mereka. Disisi lain dari kalangan agnostik mereka mengakui dengan terus terang bahwa mereka tidak tahu apakah Tuhan itu ada atau tidak, sungara orang-orang ateis sama sekali menyangkal keberadaan Tuhan. Jadi ada semua spektrum Dari Orang-Orang Yang Mewakili Berbai tingkat Iman dan kepastian mengenai eksistensi Tuhan. Relevansi masalah kepastian yang berkaitan dengan Tuhan ini adalah pada kenyataan bahwa tingkat kepastian tersebut berpengaruh besar, baik terhadap stehenar ibadah kita maupun perilaku kita dalam cara yang sangat mendalam. Kepastian mengenai entitas apapun, baik es wujud Tuhan maupun keberadaan suatu benda, dimulai dari tingkat deduksi logis. Tingkat berikutnya adalah persepsi langsung. Selanjutnya tingkat yang lebih jauh yaitu tingkat keterlibatan persönliche secara komplit. Keberadaan Tuhan Pikiran Manusia dibekali dengan Fakultas (kemampuan) untuk Menarik kesimpulan logis dengan menerapkan rasionalitas terhadap Informasi Yang tersedia dan fakta Yang Pasti. Dengan Kemampuan ini, Pikiran Manusia Dapat Menarik Kesimpulan Yang Logis Yang Dapat Diterima. Sebuah peribahasa umum yang berbunyi dimana ada asap disana ada api, merangkum semua pemikiran ini. Pengetahuan tentang eksistensi, bentuk dan sifat Dari api Yang dalam diri seseorang sudah ada, Akan menjadikannya Mampu untuk menyimpulkan bahwa adanya api tersebut karena Telah Melihat ciri atau Tandanya - so schnell wie möglich adalah salah satunya. Kesaksian adanya asap Akan mengarahkan setiap pikiran rasional untuk menyimpulkan adanya api, karena pengetahuan umum dimana ada asap disitu ada api. Mereka yang yang mengetahui api menghasilkan asaph akan membran kesimpulan akan adanya api ketika ia melihat so bald wie möglich. Oleh karena itu prasyarat untuk tingkat kepastischen ini adalah ilmupengetahuan. Istilah Bahasa Arabisch untuk ilmu adalah ilm dan Bahasa Arabisch untuk kepastian adalah yaqiin. Dengan demician istilah Araber yang digunakan allah Al-Quran untuk kepastian yang berdasarkan pengetahuan adalah ilmul-yaqiin. Kita baca dalam Al-Quran Sekali-kali tidak. Jama kamu mengetahui hakikat itu dengan ilmu yakin (102: 5). Pada Tingkat ilmul-yaqiin, orang beriman dan para Pencari Tuhan yakin kepada Tuhan bukan karena merasakan langsung wujud-Nya, namun berdasarkan deduksi Dari fakta-fakta Yang terletak dalam batas-batas pengetahuannya. Pada ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia ia....................... Meskipun para Pencari Tuhan belum merasakan keberadaan Tuhan gambaran Tuhan dalam hatinya Yang membuatnya gelisah, banyaknya kesaksian Yang meyakinkan tentangke beradaan Tuhan Yang diberikan oleh banyak orang yang jujur ​​dan suci, keberadaan dan kesempurnaan tertib alam Semesta, penerimaan doa-doanya di saat-saat kesusahan dan Il.......................................................... Ia memang belum melihat api itu sendiri, tetapi setelah menyaksikan asap, ia berkesimpulan bahwa api memang harus ada. Dari peribahasa umum Dimana ada asap disitu ada api, tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan keberadaan api akan semakin dimengerti dengan cara pengamatan langsung. Pada tingkat kepastischen ini dilakukan dengan persepsi langsung bukan dengan deduksi logis. Setelah sereorang telah benar-benar melihat nyala api, ia sudah tidak lagi bergantung pada penyimpulan keberadaan api dari asap yang dihasilkan. Dia sekarang telah melihat api secara langsung. Asap mungkin masih ada, tetapi tidak lagi digunakan sebagai bukti dari keberadaan api. Istilah bahasa arabisch untuk melihat adalah ain, karenanya Bahasa Arabisch untuk kepastian berdasarkan pengatamankesaksian adalah ainul-yaqiin. Kita baca dalam Al-Quran .. Kemudian kamu pasti akan melihatnya dengan mata yakin. (102: 8) Ayat ini Menarik perhatian kita Pada fakta bahwa Pada Tingkat Ainul-yaqiin, seorang beriman yakin kepada Tuhan dengan cara apa yang Secara kiasan disebut dengan Melihat Secara langsung (direkte Wahrnehmung) penampakan Tuhan. Bagi Manusia, yang indera fisiknya hanya menanggapi Stimulus Materi, menyaksikan penampakan Tuhan jelas bukan dalam arti pertemuan fisik dengan wujud Tuhan. Menyaksikan Penampakan Tuhan hanya dapat berarti menjadi saksi akan manifestasi Keilahian-Nya Yang Nampak Dengan Gelees. Masifestasi tersebut meliputi penerimaan ajaib dari doa-doanya als penyatuan ilahiah. Doa-doa orang beriman mulai menemukan pengabulan yang berlimpah. Ketika ia berdoa untuk sesuatu, ia menemukan limpahan karunie Ilahi mengarah pada doanya. Ia juga Muley mendapatkan mimpi Yang Benar, mimpi Yang Benar-Benar tergenapi, serta kasyaf-kasyaf (Visionen) dan wahyu dengan kata-kata langsung dalam keadaan terjaga. Ketika perjumpaan tersebut menjadi sering als berkali-kali, jiwa manusia kemudian secara kiasan telah menjadi wajah geistig Tuhan. Oleh karena esu pada tingkat kepastian ini, orang beriman tidak lagi bergantung pada kesimpulan logis mengenai keberadaan Tuhan. Es gibt noch keine Beschreibung von Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Meskipun keadaan iman bil ghaib terus berlaku, orang beriman menjadi lebih dekat lagi dengan dunien ghaib daripada ketika ia berada pada tingkat ilmul-yakiin. Kembali pada anali nyala api, kita dapat memahami bahwa pada tingkat ilmu-yaqiin para pencari akhirnya melihat api. Logika dari peribahasa Dimana ada asap ada AI pada tingkat ini sedikit berelevansi dengan aksioma. Es gibt noch keine Beschreibung von Tuhan. Diskussionen über Tuhan Artikel von Tuhan nach oben springen Diskussionen über Tuhan nach oben springen Artikel von Melanjutkan analogi perjalanan Manusia menuju nyala api, dan kepastiannya Yang meningkat Secara bertahap tentang keberadaan api Sekarang kita melanjutkan untuk membahas Tingkat kepastian tertinggi Yang Manusia bisa capai, baik itu berkaitan dengan nyala api Dari skenariao Yang Sedang dibahas maupun tentang keberadaan wujud Tuhan. Ketika seseorang Yang mencari api Telah menyaksikan api, ua Telah mencapai Tingkat persepsi Yang melibatkan salah satu Dari lima inderanya, dalam hal ini penglihatan. Dengan demikian tingkat pengetahuan yang lebih tinggi sekundar logis akan melibatkan persepsi melalui semua inderanya. Ini bukan berarti bahwa Pencari api Harus membakar dirinya Menjadi abu untuk mencapai Tingkat pengetahuan ini tetapi untuk menunjukkan bahwa Pada Tingkat pengetahuan yang paling tinggi memang Akan mengerahkan semua panca indera. Mari kita asumsikan bahwa sosok Protagonist kita Yang Terus berjalan ke arah api, yang mana ia Telah menyaksikan sendiri dengan Matanya, dan Pada akhirnya ia memasukkan dirinya sendiri ke dalam nyala api tersebut. Pada titik ini ia telah merasakan sifat dari api dänischer sarana tidak hanya oleh satu melainkan semua akal sehatnya. Menerapkan analogi ini kepada para Pencari Tuhan, kita dapat menjelaskannya bahwa Ketika para Pencari mempersepsikan Sifat-Sifat Allah, melalui keterlibatan Maksimal akal sehatnya, baik jasmani maupun rohani, saat itulah ia Telah mencapai Tingkat kepastian tertinggi mengenai Tuhan. Hal ini kemudian dapat dikatakan bahwa über telah mencapai tingkat Haqqul Yaqiin. Bahasa Arabisch untuk kebenaran mutlak (absolute Wahrheit) adalah Haqq. Sedangkan bahwa arabisch untuk kepastian seperti yang telah kita bahas adalah Yaqiin. Oleh karena itu istilah Haqqul Yaqiin menunjukkan tingkat kepastian yang sempurna tentang Tuhan. Kita baca dalam Al-Quran, ..Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. (56:95) Pada tahap ini orang beriman yakin kepada Tuhan karena ia Telah merasakan sifat-sifat Tuhan Secara Lebih Lengkap, seolah-olah semua cara persepsi Yang tersedia baginya Telah sampai Pada hubungan langsung dengan Keindahan dan Kemuliaan Tuhan. Pada tahap ini orang beriman telah diberkati dänischer limpahan yang lebih besar berupa wahyu Ilahi. Pada tahap ini, doa sang pencari Tuhan begitu derasnya diterima dan dijawab, dimana setiap doa menjadi sebuah keajaiban dalam dirinya sendiri. Nabi Allah dan orang-orang suci berada dalam wilayah kepastian agung ini. Ini adalah tingkat tertinggi Dari iman dan kepastian. Tema ini Telah dibahas Secara Menarik dan Mendalam Secara rinci oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dalam Risalah bersejarahnya Haqeeqatul Wahy dimana beliau Menulis:. Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, telah menanamkan di dalam jiwa manusia kehausan untuk mengenal Allah. Demikian pula, Dia Telah memberkati sifat Manusia dengan dua Fakultas Yang memungkinkan Manusia mencapai pencerahan Yang Sempurna - yaitu kemampuan Intelektual Yang letaknya di dalam otak dan kemampuan geistige Yang bersemayam dalam hati. Kemampuan-kemampuan spirituelle berfokus pada pemurnian hati. Kemampuan-kemampuan spirituellen cenderung untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang mana hal itu tidak bisa sepenuhnya diakses oleh fakultas intelektual manusia ..

No comments:

Post a Comment